TAZKIRAH : ANCAMAN NERAKA


Inline image 1



 “ Dan orang-orang yang kafir kepada Rabbnya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” Mereka menjawab: “Benar ada”, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: “Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar”. Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. 
(Surah Al Mulk: 6-11)

Jahannam, Seburuk-buruk Tempat Kembali

Allah Ta’ala berfirman,
وَلِلَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Dan orang-orang yang kafir kepada Rabbnya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (Surah Al Mulk: 6).

Ayat ini adalah ancaman untuk orang yang kufur terhadap Allah baik dari golongan syaitan dan selainnya. Mereka diancam dengan siksaan jahannam. Dan ancaman ini bukan hanya ditujukan untuk syaitan sebagaimana konteks dari ayat kelima surat Al Mulk yang membicarakan tentang syaitan yang mencuri berita langit lalu mereka dilempar. Namun ayat ini mencakupi setiap orang yag kufur dan menentang Allah. Jahannam adalah seburuk-buruk  tempat kembali bagi mereka.

Neraka Begitu Dalam

Mengapa neraka disebut jahannam?

Jahannam bermaksud sesuatu yang dasarnya amat dalam (ba’idatul qo’ri), sebagaimana disebutkan dalam Al Qomus. Begitulah keadaan neraka, ia begitu dalam.

Abu Hurairah mengatakan,
 “Kami dulu pernah bersama Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang jatuh. Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bertanya, “Tahukah kalian, apakah itu?” Para sahabat pun menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian menjelaskan, “Ini adalah batu yang dilemparkan ke dalam neraka sejak 70 tahun yang lalu dan batu tersebut baru sampai di dasar neraka saat ini. (Riwayat Muslim)

Subhanallah .. begitu luar biasa dalamnya neraka.

Dalam ayat selanjutnya, Allah Ta’ala akan menceritakan keadaan seksaan di neraka -semoga Allah melindungi kita darinya.

Sifat Neraka: Neraka Berteriak dan Mendidih

Allah Ta’ala berfirman,
إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ

“Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak.” (Surah Al Mulk: 7)

Ayat ini menceritakan keadaan orang kafir ketika mereka dilemparkan ke dalam neraka.

Apa yang dimaksud syahiqo dalam ayat di atas?

Ibnu Jarir Ath Thobari mengatakan bahawa makna syahiq adalah suara yang keluar dari bahagian dalam tubuh dengan sangat kuatnya seperti suara kaldai. Atau ringkasnya syahiq bermakna teriakan.

Maksudnya adalah ketika orang kafir itu dilemparkan ke dalam neraka, neraka pun akan teriak. Lantas bagaimanakah lagi siksaan neraka bagi orang-orang kafir tersebut?!

Apa yang dimaksud dengan tafuur?
Ibnu Jarir Ath Thobari mengatakan bahwa makna tafuur adalah mendidih. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Neraka itu mendidih disebabkan orang kafir yang masuk di dalamnya. Gambaran mendidihnya adalah seperti sebuah biji yang jumlahnya sedikit mendidih dalam air yang jumlahnya banyak.”

Itulah keadaan neraka yang berteriak dengan kencangnya dan mendidih gara-gara orang kafir yang masuk di dalamnya.

Sifat Neraka: Neraka Marah

Allah Ta’ala berfirman,
تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ

“Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah.” (Surah Al Mulk: 8)

Ibnu ‘Abbas mengatakan bahawa neraka hampir-hampir saja terpecah lantaran marah.
Yang memiliki perkaataan sama seperti dengan Ibnu ‘Abbas adalah Adh Dhohak dan Ibnu Zaid -rahimahumullah-. Allah marah terhadap orang yang bermaksiat pada-Nya dan murka pada Allah.

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di -rahimahullah- berkata, “Neraka hampir-hampir saja terpecah lantaran marah pada orang-orang kafir. Lantas bagaimana tanggapanmu, apa yang akan dilakukan neraka pada orang-orang kafir tersebut ketika mereka berada dalam neraka?!”

Seperti itulah neraka. Ketika orang kafir masuk ke dalamnya saja, ia begitu marah. Lantas bagaimana lagi siksaan yang menimpa mereka?! Semoga Allah melindungi kita dari siksaan yang pedih ini.

Sudahkah Datang Kepada Orang Kafir Pemberi Peringatan?

Selanjutnya Allah Ta’ala berfirman,

كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ

“Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka: “Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” (Surah Al Mulk: 8).

Maksudnya, penduduk neraka ditanya apakah di dunia sudah datang pada mereka pemberi peringatan tentang azab neraka yang mereka alami saat ini?

Orang-orang kafir lantas menjawab,

بَلَى قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ كَبِيرٍ

“Benar ada”, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: “Allah tidak menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar”. ” (Surah Al Mulk: 9)

Lihatlah jawaban orang kafir:

1.       Mereka mendustakan pemberi peringatan yang diutus pada mereka.
2.       Mereka mendustakan secara umum iaitu dengan mengatakan bahawa mereka tidak diturunkan wahyu sedikit pun.
3.       Namun tidak berhenti sampai di situ, mereka pun menyesat-nyesatkan para rasul yang memberi peringatan. Padahal para rasul adalah orang yang memberi petunjuk dan diberi petunjuk oleh Allah.
4.       Tidak cukup hanya menyesatkan para rasul. Mereka pun menyatakan bahawa para rasul telah berada dalam kesesatan yang besar.

Adakah sikap kita seperti penentangan, kesombongan dan kezaliman yang menyerupai kelakuan orang kafir ini?! Na’udzu billahi min dzalik.

Seseorang Akan Disiksa Jika Telah Datang Peringatan Padanya

Faedah lain yang boleh kita faham dari ayat 8 dan 9 Surah Al Mulk ini adalah menunjukkan keadilan Allah Ta’ala. Iaitu seorang hamba tidaklah disiksa melainkan setelah ditegakkan hujah pada dirinya dan telah diutus seorang Rasul padanya. Sebagaimana Allah Ta’alaberfirman dalam ayat lainnya,

“Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (Surah Al Isra’: 15)

“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?” Mereka menjawab: “Benar (telah datang)”. Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. ” (Surah Az Zumar: 71)

Penjelasan ini adalah untuk keadaan di akhirat nanti iaitu seseorang tidak akan diseksa sehinggalah datang padanya seorang Rasul atau pemberi peringatan. Namun untuk di dunia, seseorang dihukumi sesuai dengan agama yang dia menyandarkan dirinya padanya. Jika saat ini seseorang menyandarkan dirinya pada agama Yahudi dan Nashrani, maka status orang tersebut kafir. Namun apakah ia mendapatkan hukuman di akhirat? Ini bergantung dari telah sampai pada dirinya peringatan ataukah tidak. Semoga kita memahami hal ini.

Orang Kafir Begitu Menyesal

Selanjutnya Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) nescaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala” (Surah Al Mulk: 10)

Orang kafir ini berandai-andai jika saja mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk, iaitu pendengaran dan akal mereka boleh mengambil manfaat terhadap wahyu yang Allah turunkan dan Rasul yang datang di tengah-tengah mereka. Namun mereka tidak memanfaatkan pendengaran dan akal. Hal ini jauh berbeza dengan orang yang mendapatkan petunjuk yang memanfaatkan pendengaran dan akal mereka untuk mengamalkan ilmu.

Akhirnya, Orang Kafir Mengakui Kesalahan Mereka

Allah Ta’ala berfirman,

فَاعْتَرَفُوا بِذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Surah Al Mulk: 11)

Akhirnya, orang-orang kafir itu mengakui dosa-dosa mereka. Sebagaimana hal ini terdapat dalam sabda Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam,

 Seorang tidak akan merasa dirinya binasa hingga ia pun mengakui kesalah-kesalahan yang dirinya lakukan sendiri. (Hadis Sahih Riwayat Ahmad)

Lihat pula hadits dari Abu Hurairah berikut.

 Seseorang yang masuk neraka akan menyesal ketika ia ditampakkan tempat duduknya di surga seandainya surga itu baik baginya. Dan seseorang yang masuk surga akan bertambah syukur ketika ia ditampakkan tempat duduknya di neraka seandainya neraka layak untuknya”(Hadis Sahih Riwayat Ahmad)

Demikian beberapa faedah penting dari surat Al Mulk ayat 6-11. Semoga bermanfaat dan semakin menambah keimanan kita.

Ya Allah, kami meminta kepada-Mu syurga dan berlindung kepada-Mu dari seksa neraka.

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

No comments